Baca Juga
Malam pertama bagi pengantin baru bisa dikatakan momen yang
paling dinantikan.
Ketika itu pengantin baru akan berdua bersama
istrinya saling memanjakan diri.
Namun apa jadinya jika malam pertama menangis.
Berikut ini adalah kisah seorang pria membagikan
pengalamannya menangis di malam pertama seperti dikutip dari
eberita.org.
Berikut kisahnya:
Saat malam pertama? saya menangis, ?
kata seseorang teman membuka kisahnya pada kami.
Situasi santai mendadak berubah mendengar kalimat
itu.
Beberapa dari kami jadi tak sabar menanti kalimat
selanjutnya.
Kenapa seorang pengantin pria menangis pada malam
yang semestinya membahagiakan?
Mengapa kamu menangis di saat bahagia seperti itu?
pertanyaan salah seseorang rekan mewakili
ketidaksabaran kami.
Aku menangis karena terbebani fikiran, bagaimana
caranya mengembalikan hutang untuk resepsi siang tadi?
Ia kemudian melanjutkan cerita mengenai
resepsi pernikahannya yang menelan biaya sangat besar.
Sementara kekuatan finansialnya terbatas.
Keluarga terpaksa sekali berhutang.
Ada hikmah bernilai dari apa yang dihadapi rekan
saya ini.
Karena tuntutan sosial, gengsi, atau keinginan
supaya hari pernikahan menjadi peristiwa istimewa.
Kita terjebak pada sikap berlebihan saat
menyelenggarakan walimah atau resepsi pernikahan.
Dari mulai undangan yang lux, gedung yang megah
serta mahal.
Bahkan ditambah dengan hiburan.
Walau sebenarnya pernikahan tetaplah istimewa walau
walimahnya sederhana.
Yang membuat istimewa yaitu akad nikahnya, janji
sucinya, ikatan kuatnya.
Perubahan hubungan dua insan yang awal mulanya
bukanlah mahram saat ini menjadi sepasang suami istri.
Memperturutkan tuntutan sosial atau gengsi, beberapa
orang pada akhirnya ikhlas berhutang besar untuk satu buah resepsi pernikahan
yang glamour.
Mereka seperti membeli kesenangan dengan membayarnya
selama bertahun-tahun ke depan.
Sampai ada yang kepikiran seperti teman tadi.
Ada juga yang karena ingin mengadakan resepsi yang
mahal seperti itu, pada akhirnya ia menunda pernikahan selama bertahun-tahun?
Belum mempunyai uang untuk walimah,? alasannya.
Walau sebenarnya bila ingin mencontoh kemudahan yang
dituntunkan Rasulullah pada banyak sahabatnya di Madinah, ia sudah sanggup.
Tidakkah pernah Rasulullah ? menegur?
Abdurrahman bin Auf yang menikah tanpa ada walimah?
?
Adakanlah walimah meskipun hanya dengan menyembelih
seekor kambing, ?
demikian kurang lebih pesan Rasulullah pada sahabatnya
yang pebisnis itu.
Memang waktu itu Abdurrahman bin Auf baru menekuni
bisnis setelah pindah, tetapi ia merupakan saudagar kaya semasa di Makkah.
Serta tidak lama setelahnya ia juga kembali menjadi
kaya raya.
Rasulullah sendiri saat menikah di Madinah juga
sederhana dalam walimah.
Seperti diriwayatkan Imam Bukhari?
Tidaklah saya saksikan bagaimana Rasulullah
mengadakan walimah untuk istri beliau seperti yang saya saksikan saat beliau
menikah dengan Zainab?
kata Anas bin Malik bercerita walimah nan suci itu,
?Beliau menyembelih seekor kambing. ?
Jadi, menikah itu tidak harus mahal.
Tidak harus menyusahkan diri dengan berhutang
banyak.
Apalagi masalah mahar, di negeri ini dapat sangatlah
dipermudah.
Seperti Rasulullah sudah mempermudah para sahabatnya
yang menikah.
Yang tidak mempunyai banyak harta, Rasulullah cukup
merekomendasikan mahar cincin, bahkan ada yang cincin besi.
Yang tidak mempunyai lagi, cukup mengajari istrinya
hafalan Al Quran.
Bukankah sangat gampang?
Jadi untuk kamu yang belum menikah, sesuaikanlah
walimah dengan kekuatan finansial.
Janganlah berlebih-lebihan. Serta mudah-mudahan tak
ada lagi pengantin yang menangis pada malam pertama karena terbebani biaya
walimah serta tidak ada pemuda yang menahan-nahan pernikahan dengan argumen tak
kuat memikul biaya walimah. (M Edward)
Sumber : sumsel.tribunnews.com
loading...
loading...
Mempelai Pria Ini Menangis Saat Malam Pertama, Dengar Kisah Sedihnya
4/
5
Oleh
news 24h